home

Tuesday, February 13, 2018

Belajar Untuk Menghargai Orang Lain - bag. 1

Entah mengapa akhir-akhir ini saya teringat sosok Om Bob Sadino (Alm.). Beliau meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 2015 lalu. Ketika Beliau masih hidup saya pernah beberapa kali diberi kesempatan untuk berkunjung ke kediaman Beliau. Betapa bahagianya saya waktu itu karena tidak semua orang mugkin memiliki keberuntungan tersebut. Beliau sangat bersahaja sekali dalam kesehariannya. Bahkan dengan orang biasa seperti saya saja masih mau menerima dengan hati terbuka.

Di kediamannya yang sangat luas itu saya di jamu sebagai mana layaknya penghormatan terhadap tamu. Padahal saat itu saya hanya seorang staff sebuah perusahaan yang kebetulan mendapat tugas menemui Beliau. Sedangkan Beliau adalah Pengusaha besar yang tersohor karena ke-nyentrikannya itu. Di rumah Beliau yang sangat luas saya diajak ngobrol di teras balkon belakang rumahnya. Dimana dari tempat tersebut kita bisa melihat pekarangan belakangnya yang berbentuk lembah dan dari kejauhan terlihat hamparan rumput yang luas. Hamparan rumput yang mirip lapangan bola tersebut merupakan tempat beliau bermain kuda. Beliau memang hobi olah raga berkuda. Bahkan saya juga sempat diajak Beliau mengunjungi kandang kudanya.

Selain melihat kandang kudanya, Beliau juga mengajak saya melihat sepetak kebun sayuran di dalam areal rumahnya. Kebun itu ditanami pohon Terong Jepang. Beberapa pohonnya sudah berbuah. Tidak seperti terong lokal yg lonjong & panjang, Terong Jepang cenderung berbentuk bulat, berwarna ungu tua cenderung hitam dan ukurannya besar. Alhamdulillah saya waktu itu dipetikkan 3 buah untuk dibawa pulang. Karena tidak tahu bagaimana cara memasaknya, maka saya tanyakan "terong ini enaknya dimasak apa Om?" Beliau menjawab "Terong Jepang itu enaknya dipanggang, bumbunya cukup garam dan lada saja. Itu yang saya suka."

"Oooohh... begitu..... makasih om Bob. Nanti saya coba" jawabku. Dalam hati saya berencana untuk mencoba mengikuti resep Beliau di rumah. Pasti enak terong jepangnya.

Jauh di libuk hati saya berguman  lagi "Betapa Orang ini begitu menghargai & menghormati orang lain, meskipun berhadapan dengan saya yang bukan siapa-siapa. Dia tetap menerima saya dengan baik hati dan  tulus. Tak ada jarak dan kami bercakap-cakap seperti layaknya kerabat biasa." Padahal status kami bagaikan bumi & langit. Saya seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta sedangkan Beliau Pengusaha Besar yang sangat terkenal di Indonesia.

Dari Beliau saya mendapat pelajaran untuk menghormati & menghargai orang lain bagaimanapun keadaannya. Sementara kita yang orang biasa saja sering menganggap remeh orang lain yang status sosialnya lebih rendah dari kita.

Terima kasih om Bob...... Semoga Allah SWT. mengampuni segala dosa-dosa semasa hidupnya. Aamiin....


- Purwanto -